Laporan Mengamati Perkembangan Tumbuhan Rambutan

Thursday, July 27, 2017 0 comments
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan, begitu pula dengan tumbuhan. Perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan berbeda-beda hai ini dikarenakan dipengaruhi dengan beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Tumbuhan yang akan saya amati adalah tumbuhan yang memiliki kambium, berbiji salah satunya adalah rambutan.
Berbagai macam tumbuhan rambutan yang terdapat di lingkungan kita. Peneliti menggunakan rambutan jenis  rambutan lebak bulus sebagai sampe penelitian.

B.     Tujuan Penelitian
Tujuan karya ilmiah ini adalah :
1.      Pembaca dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan tanaman rabutan lebak bulus.
2.      Pembaca dapat memanfaatkan karya ilmiah ini untuk penelitian yang akan datang.

C.     Rumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka saya dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan?”

D.     Identifikasi Variabel
1.      Variabel bebas       : Jenis-jenis tumbuhan rambutan
2.      Variabel terikat     : Pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan
3.      Variabel terkontrol : Air, kelembapan, cahaya matahari, dan suhu

E.     Hipotesis
Tanaman rambutan sebagai sampel dalam penelitian ini menggunakan tanaman rambutan jenis lebak bulus. Dengan menggunakan tanah merah dan terletak di tempat yang rindang tidak terkena sinar matahari langsung. Dari pemikiran peneliti tanaman yang ditanam dengan tanah merah memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang paling bagus namun letaknya di tempat yang rindang, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terhambat.
  
BAB II
KAJIAN TEORI
A.   Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible. Pertumbuhan bersifat kuantitatif yang artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif .
Pertumbuhan  pada tanaman melalui empat tahap, yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, pertumbuhan sekunder dan pertumbuhan terminal.
Perkecambahan dimulai dengan masuknya air kedalam biji dan berakhirnya masa dormansi pada biji atau ditandai dengan munculnya akar dan batang pertama kali.
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan pada embrio, ujung batang, dan ujung akar. Pertumbuhan primer dan pertumbuhan terminal sama-sama memiliki tiga daerah pertumbuhan , yaitu daerah pembelahan sel dan daerah diferensiasi. Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu :
1.       Perkecambahan Epigeal
Merupakan pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan pluma dan kotiledon terdorong kepermukaan tanah.
2.       Perkecambahan Hipogeal
 Merupakan pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah.
            Tanaman rambutan mempunyai perkecambahan hipogeal.

B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari gen dan hormon. Faktor eksternal dipengaruhi oleh cahaya, air, kelembapan, suhu, topografi.
1.    Faktor Eksternal
a.       Air
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tumbuhan. Air diperlukan tumbuhan sebagai media berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel, komponen dasar pembentukan zat makanan, dan membantu mengedarkan zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Tumbuhan yang kekurangan air akan menjadi layu dan warna hijau berubah menjadi kuning, kering, dan pada akhirnya mati.
b.      Oksigen (O2)
Oksigen dibutuhkan tumbuhan untuk menghasilkan energi. Dalam hal ini oksigen digunakan untuk memecah zat-zat makanan yang mereka buat sehingga menghasilkan senyawa sederhana dan sejumlah energi. Jika suplai oksigen berkurang, maka proses tumbuh dan berkembangnya tumbuhan menjadi terganggu.
c.       Suhu
Pada dasarnya, suhu yang dibutuhkan tumbuhan selama pertumbuhan dan perkembangannya berbeda-beda, bergantung pada jenis tumbuhan dan tempat hidupnya.
d.      Cahaya
Cahaya dibutuhkan agar dapat melakukan fotosintesis. Tumbuhan yang dipelihara dalam ruangan gelap atau memperoleh cahaya redup akan menghasilkan batang yang tumbuh panjang, tetapi dalam kondisi lemah, daun berukuran kecil, dan tumbuhan tampak berwarna pucat.
e.       Zat Hara dalam Tanah
Tumbuhan membutuhkan berbagai unsur hara yang tersimpan di dalam tanah. Semua unsure hara tersebut digunakan sebagai komponen penyusun zat organik di dalam sel.
f.        Kelembapan
Kelembapan udara mempengaruhi penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrisi. Penguapan air akan meningkat apabila kelembapan rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrisi. Keadaan ini memacu pertumbuhan tanaman.
2.      Faktor Internal
a.       Gen
Gen berfungsi untuk mengatur seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel, termasuk pertumbuhan. Meskipun dua tumbuhan mendapat pengaruh lingkungan yang sama, tetapi jika kedua tumbuhan tersebut memiliki gen yang berbeda maka kemampuan tumbuhnya pun berbeda.

b.      Hormon
Aktivitas tumbuh dan berkembang juga diatur oleh senyawa kimia berupa hormon tumbuhan (fitohormon). Ada enam macam hormon tumbuhan, yaitu: auksin, sitokinin, etilena, asam absisat, dan kalin.
C.    Tanaman Rambutan
Nephelium lappaceum L. berupa pohon dengan batang berkayu, batang berbentuk silindris, permukaan batang kasar, batang berwarna coklat dengan bercak-bercak putih, percabangan simpodial. arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas ada yang mendatar. Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) dengan anak daun genap, yakni berjumlah 8 helai anak daun, berbentuk jorong. Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (0,5-1cm) berbentuk silindris dan tidak menebal pada pangkalnya, tulang daun menyirip, , lebar daun 5,5 cm sampai 7 cm, panjang 9 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus) tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun tumpul (obtusus). Permukaan daun licin (laevis) kelihatan mengkilat (nitidus). Daging daun Nephelium lappaceum L. adalah seperti perkamen (perkamenteus). Rambutan merupakan sebagian tumbuhan yang banyak manfaat. Seluruh belahan dari tumbuhan ini, mulai kulit, daun, biji, hingga akar, bisa berguna menjadi obat.

D.    Tanah
Tanah adalah hasil pelapukan dan pengendapan batuan dalam proses terjadinya telah bercampur dengan macam-macam bahan organik. Lapisan-lapisan mineral dan bahan organic tanah yang terbentuk memiliki sifat yang berbeda dengan bahan induk  tanah, baik sifat morfologi, kimia, fisika, ataupun biologi tanahnya.
            Perbandingan komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah bahan mineral 45%, bahan organik 5%, air 25%, dan udara 25%. Jika didalam tanah terdapat sedikit nitrogen, maka pertumbuhan aka lebih cepat. Sebaliknya jika didalam tanah kaya nitrogen maka pertumbuhan akar akan lambat.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Metode Penelitian
Peneliti menggunakan dengan mengamati dan mencatat pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan jenis lebak bulus.
B.     Metode Pengambilan Data
      Peneliti menggunakan metode pengambilan data secara Acak (Random sampling) Artinya, setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.  Tidak ada intervensi tertentu dari peneliti.
C.    Waktu dan tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di sekitar rumah peneliti. Lamanya pengerjaan karya ilmiah ini mulai dari ditemukannya tanaman rambutan di sekitar rumah peneliti hingga penulisan karya ilmiah ini adalah 3 bulan. Dimulai dari tanggal 20 Februari hingga 22 Mei 2016.
D.    Alat dan Bahan
1.      Kamera smarthphone
2.      Penggaris
3.      Tanaman rambutan jenis lebak bulus
E.     Cara Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Cari tanaman berbiji yang memeiliki kambium
3.      Lakukan pengambilan setiap 20-28 hari sekali
4.      Hitung panjang batang, batang tangkai, dan jumlah daun
5.      Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.



BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.    Data Hasil Penelitian
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan peneliti mendapatkan data yang dibuat menjadi grafik sebagai berikut :

Tanggal
4 Februari
24 Februari
13 Maret
3 April
Tinggi tanaman
39cm
50 cm
72 cm
79 cm
Jumlah daun
25 lembar
35 lembar
38 lembar
45 lembar
Jumlah tangkai
6
9
9
11

(gambar pertambahan tinggi dan jumlah daun tumbuhan rambutan)
Tanggal 4 Februari
24 Februari
13 Maret
3 April

Gambar A.1 tinggi 39 cm keadaan sesudah hujan saat malam
Gambar A.2 tinggi 50 cm tidak terkena hujan saat malam
Gambar A.3 tinggi 72 cm terkena sedikit cahaya matahari
Gambar A.4 tinggi 79 cm keadaannya cerah dan terkena banyak sinar matahari


Tanggal 4 Februari
Tanggal 24 Februari
Tanggal 13 Maret
Tanggal 3 April

Gambar B.1 jumlah daun 25 lembar
Gambar B.2 jumlah daun 35 lembar (termasuk daun muda)
Gambar B.3 jumlah daun 38 lembar
Gambar B.4 jumlah daun 45 lembar




B.     Pembahasan
Dari pengamatan yang dilakukan tumbuhan rambutan lebak bulus mengalami pertumbuhan yang cepat atau lambat tergantung faktor eksternal, salah satunya yaitu kelembapan, suhu, dan air.
Pada saat tanggan 4 Februari tumbuhan rambutan lebak bulus mempunyai tinggi awal 39 cm, mempunyai jumlah daun 25 cm, dan jumlah tangkai 6 dengan panjang yang berbeda-beda. Saat itu tanaman yang sedang diteliti oleh peneliti memiliki keadaan daun yang kebanyakan dimakan oleh hama (belalang/ulat) dengan umur daun yang tua. Keadaan pada saat pengambilan data cenderung mendung dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung, dikarenakan tempat tumbuh tumbuhan rambutan tertutupi oleh pohon mangga yang ukurannya lebih besar dari tanaman rambutan yang diteliti oleh peneliti. pada saat itu, tanaman rambutan tertanam pada tanah merah yang tercampur sedikit batu padas. Kira-kira Perbandingan komponen tanahnya adalah bahan mineral 45%, batu 5%, air 25%, dan udara 25%.
Pada tanggal 24 Februari tinggi tanaman rambutan lebak bulus yang semula 39 cm bertambah 11 cm menjadi 50 cm. Jumlah daun yang awalnya 25 lembar bertambah 10 lembar yaitu menjadi 35 lembar termasuk daun yang muda ( baru tumbuh ). Batang tanaman yang awalnya hanya 6 buah bertambah 3 buah menjadi 9 buah dalam keadaan muda ( baru tumbuh ). Bertambahnya tinggti tanaman dipengaruhi oleh hormon giberelin. Mendorong pertumbuhan tinggi tanaman, mempengaruhi perpanjangan sel dan pembelahan sel.s erta pertumbuhan pada akar daun dan bunga serta buah. Hormon giberelin diproduksi oleh meristem batang, meristem akar, daun muda dan embrio. Mulai tanggal 4 Februari – 20 Februari tanaman rambutan mendapat 3 kali hujan. Pada saat itu Indonesia terutama Ds. Tegalharjo, mengalami musim penghujan. Jadi curah hujan lumayan tinggi pada saat itu. Ketika peneliti mengambil pendataan pada tanggan 24 Februari pada jam 08.09 WIB, keadaan sekitar lingkungan tumbuhnya tumbuhan rambutan mendung dan tanah cenderung  becek dan masih terasa basah yang disinyalir tadi malamnya telah terjadi hujan yang lumayan deras. Keadaan tumbuhan terlihat hijau segar dan cukup air sehingga peneliti tidak menyiram atau memberi pupuk. Namun, pada saat itu tumbuhan tidak terkena matahari secara langsung karena tertutupi oleeh pohon mangga dan beberapa pohon lain yang ukuran dan tingginya melebihi pohon rambutan lebak bulus yang sedang didata oleh peneliti.
Pada tanggal 13 Maret 2016 tanaman rambutan lebak bulus yang semula tingginya 50 cm bertambah 22 cm menjadi 72 cm. Jumlah daun yang sebelumnya 35 lembar menjadi 38 lembar dengan keadaan daun baru tumbuh dan masih berwarna hijau muda keungu-unguan. Jumlah tangkai daun tetap, namun terjadi perubahan panjang yang berbeda antara satu tangkai dan tangkai yang lainnya. Bertambahnya tinggi tanaman yang sangat besar menunjukkan adanya hormon giberelin. Hormon Giberilin di temukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Giberilin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur Gibberella fujikkuroi. Tanaman padi yang terserang oleh jamur tersebut mengalami pertumbuhan yang abnormal. Pada tanggal 24 Februari – 13 Maret terjadi curah hujan dan suhu yang sangat tidak stabil antara curah hujan yang tinggi dengan yang sangat rendah. Begitu pula pada suhu, antara suhu yag tinggi dengan suhu yang sangat rendah terjadi ketidak stabilan. Sehingga membuat tanaman yang didata oleh peneliti pada tanggal 13 Maret tercukupi jumlah air dan jumlah cahaya. Pengambilan data dilakukan tanggal 13 Maret jam 16.13 WIB keadaan sekitar lingkungan tumbuhan rambutan cerah dan terang.
Pada tanggal 3 April 2016 tanaman rambutan lebak bulusyang semula tinggiya 72 cm mengalami pertambahan tinggi menjadi 79 cm. Jumlah daun juga mengalami pertambahan jumlah 7 lembar, dari 38 lembar menjadi 45 lembar. Hal ini dipengaruhi oleh hormon auksin. Hormon auksin berfungsi untuk mendorong perpanjangan batang, pertumbuhan akar, differensiasi sel dan percabangan, pertumbuahan buah, dominasi epikal, fototropisme, geotropisme. Hormon giberelin dihasilkan pada embrio dalam biji, meristem batang dan daun daun muda. Ada beberapa janis auksin, antara lain adalah auksin A dan auksin B. Sebenarnya auksin A itu serupa dengan auksin B hanya berbeda pada kandungan airnya. Auksin A memeliki kandungan air yang lebih banyak yaitu sekitar 1 mol  air leih banyak dari pada auksin B. Selain itu, ada zat yang disebut dengan heteroauksin yang kemudian di ketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Semakin jauh dari ujung tumbuhan konsentrasi auksin ini akan semakin menyusut.
C.    Uji Hipotesis
Pertumbuhan tanaman rambutan jenis lebak bulus sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Salah satunya yaitu curah hujan yang ada di Ds. Tegalharjo 5/5 Trangkil Pati.
Ketika peneliti meneneliti Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan rambutan, curah hujan tidak menentu. Namun, karena waktu itu sedang musim penghujan jadi rata-rata hujan didapatkan oleh tumbuhan rambutan yang sedang diteliti oleh peneliti. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan lebak bulus mendapatkan hasil yang signifikan, yaitu dengan bukti tinggi tumbuhan, jumlah tangkai dan jumlah daun setiap dilakukan pendataan oleh peneliti.



BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan peneliti menyimpulkan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan dimulai dari perkecambahan , lalu tumbuhnya akar, batang, lalu daun.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan dipengaruhi oleh factor eksternal dan internal.
Perbandingan tinggi tanaman akhir pengukuran pada setiap sampel adalah :
20 hari pertama : 20 hari kedua : 20 hari ketiga : 20 hari keempat
13                      : 11                   : 22                   : 7

Tanggal
4 Februari
24 Februari
13 Maret
3 April
Tinggi tanaman
39cm
50 cm
72 cm
79 cm
Jumlah daun
25 lembar
35 lembar
38 lembar
45 lembar
Jumlah tangkai
6
9
9
11


B.     Saran
Dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan diadakan kembali penelitian ulang untuk memperkuat hasil penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan harus lebih diperhatikan kembali.



DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2016. Rambutanhttp://id.wikipedia.org

Bimbie.com. 2016 . Pengertian, Fungsi, dan Peran Faktor Eksternal Sebagai Sumber Daya

0 comments:

Post a Comment

 

©Copyright 2011 ❁Jwa's blog❁ | TNB