BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap
makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan, begitu pula dengan
tumbuhan. Perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan berbeda-beda hai ini
dikarenakan dipengaruhi dengan beberapa faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Tumbuhan yang akan saya amati adalah tumbuhan yang
memiliki kambium, berbiji salah satunya adalah rambutan.
Berbagai macam tumbuhan
rambutan yang terdapat di lingkungan kita. Peneliti menggunakan rambutan
jenis rambutan lebak bulus sebagai sampe penelitian.
B.
Tujuan Penelitian
Tujuan
karya ilmiah ini adalah :
1.
Pembaca dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan tanaman rabutan
lebak bulus.
2.
Pembaca dapat memanfaatkan karya ilmiah ini untuk penelitian yang
akan datang.
C.
Rumusan Masalah
Atas
dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka saya dapat
mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan
tanaman rambutan?”
D.
Identifikasi
Variabel
1. Variabel bebas : Jenis-jenis tumbuhan rambutan
2. Variabel
terikat : Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman rambutan
3. Variabel
terkontrol : Air, kelembapan, cahaya matahari, dan suhu
E.
Hipotesis
Tanaman rambutan sebagai sampel
dalam penelitian ini menggunakan tanaman rambutan jenis lebak bulus. Dengan
menggunakan
tanah merah dan terletak di tempat yang rindang tidak terkena sinar
matahari langsung.
Dari pemikiran peneliti tanaman yang ditanam dengan tanah merah memiliki pertumbuhan
dan perkembangan yang paling bagus namun letaknya di tempat yang rindang,
sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terhambat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan
Pertumbuhan merupakan proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif yang artinya dapat dinyatakan dengan satuan
bilangan. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif
.
Pertumbuhan pada tanaman
melalui empat tahap, yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, pertumbuhan
sekunder dan pertumbuhan terminal.
Perkecambahan dimulai dengan
masuknya air kedalam biji dan berakhirnya masa dormansi pada biji atau ditandai
dengan munculnya akar dan batang pertama kali.
Pertumbuhan primer merupakan
pertumbuhan pada embrio, ujung batang, dan ujung akar. Pertumbuhan primer dan
pertumbuhan terminal sama-sama memiliki tiga daerah pertumbuhan , yaitu daerah
pembelahan sel dan daerah diferensiasi. Berdasarkan letak kotiledon
pada saat berkecambah dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu :
1. Perkecambahan Epigeal
Merupakan pertumbuhan memanjang
dari hipokotil yang menyebabkan pluma dan kotiledon terdorong kepermukaan
tanah.
2. Perkecambahan Hipogeal
Merupakan pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Tanaman rambutan mempunyai perkecambahan hipogeal.
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari
gen dan hormon. Faktor eksternal dipengaruhi oleh cahaya, air, kelembapan,
suhu, topografi.
1.
Faktor Eksternal
a. Air
Air merupakan kebutuhan yang
sangat vital bagi tumbuhan. Air diperlukan tumbuhan sebagai media
berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel, komponen dasar pembentukan zat
makanan, dan membantu mengedarkan zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Tumbuhan
yang kekurangan air akan menjadi layu dan warna hijau berubah menjadi kuning,
kering, dan pada akhirnya mati.
b. Oksigen (O2)
Oksigen dibutuhkan tumbuhan
untuk menghasilkan energi. Dalam hal ini oksigen digunakan untuk memecah
zat-zat makanan yang mereka buat sehingga menghasilkan senyawa sederhana dan
sejumlah energi. Jika suplai oksigen berkurang, maka proses tumbuh dan
berkembangnya tumbuhan menjadi terganggu.
c. Suhu
Pada dasarnya, suhu yang
dibutuhkan tumbuhan selama pertumbuhan dan perkembangannya berbeda-beda, bergantung
pada jenis tumbuhan dan tempat hidupnya.
d. Cahaya
Cahaya dibutuhkan agar dapat
melakukan fotosintesis. Tumbuhan yang dipelihara dalam ruangan gelap atau
memperoleh cahaya redup akan menghasilkan batang yang tumbuh panjang, tetapi
dalam kondisi lemah, daun berukuran kecil, dan tumbuhan tampak berwarna pucat.
e. Zat Hara dalam
Tanah
Tumbuhan membutuhkan berbagai
unsur hara yang tersimpan di dalam tanah. Semua unsure hara tersebut digunakan
sebagai komponen penyusun zat organik di dalam sel.
f.
Kelembapan
Kelembapan udara mempengaruhi
penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrisi. Penguapan air akan
meningkat apabila kelembapan rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak
nutrisi. Keadaan ini memacu pertumbuhan tanaman.
2.
Faktor Internal
a.
Gen
Gen berfungsi untuk mengatur
seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel, termasuk pertumbuhan. Meskipun dua
tumbuhan mendapat pengaruh lingkungan yang sama, tetapi jika kedua tumbuhan
tersebut memiliki gen yang berbeda maka kemampuan tumbuhnya pun berbeda.
b.
Hormon
Aktivitas tumbuh dan berkembang
juga diatur oleh senyawa kimia berupa hormon tumbuhan (fitohormon). Ada
enam macam hormon tumbuhan, yaitu: auksin, sitokinin, etilena, asam
absisat, dan kalin.
C.
Tanaman
Rambutan
Nephelium lappaceum L. berupa pohon dengan
batang berkayu, batang berbentuk silindris, permukaan batang kasar, batang
berwarna coklat dengan bercak-bercak putih, percabangan simpodial. arah tumbuh
batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas ada yang
mendatar. Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun majemuk
menyirip genap (abrupte pinnatus) dengan anak daun genap, yakni berjumlah 8
helai anak daun, berbentuk jorong. Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun
tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina), lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (0,5-1cm)
berbentuk silindris dan tidak menebal pada pangkalnya, tulang daun menyirip, ,
lebar daun 5,5 cm sampai 7 cm, panjang 9 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus)
tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun tumpul (obtusus). Permukaan
daun licin (laevis) kelihatan mengkilat (nitidus). Daging daun Nephelium
lappaceum L. adalah seperti perkamen (perkamenteus). Rambutan merupakan sebagian tumbuhan yang banyak manfaat.
Seluruh belahan dari tumbuhan ini, mulai kulit, daun, biji, hingga akar, bisa
berguna menjadi obat.
D.
Tanah
Tanah adalah hasil pelapukan
dan pengendapan batuan dalam proses terjadinya telah bercampur dengan
macam-macam bahan organik. Lapisan-lapisan mineral dan bahan organic tanah yang
terbentuk memiliki sifat yang berbeda dengan bahan induk tanah, baik
sifat morfologi, kimia, fisika, ataupun biologi tanahnya.
Perbandingan komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah bahan
mineral 45%, bahan organik 5%, air 25%, dan udara 25%. Jika didalam tanah
terdapat sedikit nitrogen, maka pertumbuhan aka lebih cepat. Sebaliknya jika
didalam tanah kaya nitrogen maka pertumbuhan akar akan lambat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian
Peneliti
menggunakan dengan mengamati dan mencatat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman rambutan jenis lebak bulus.
B.
Metode
Pengambilan Data
Peneliti
menggunakan metode pengambilan data secara Acak (Random sampling)
Artinya, setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama
untuk dipilih sebagai sampel. Tidak ada intervensi tertentu dari
peneliti.
C.
Waktu dan
tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di sekitar rumah peneliti. Lamanya
pengerjaan karya ilmiah ini mulai dari ditemukannya tanaman rambutan di sekitar
rumah peneliti
hingga penulisan karya ilmiah ini adalah 3 bulan. Dimulai dari tanggal 20
Februari
hingga 22 Mei 2016.
D.
Alat dan Bahan
1.
Kamera smarthphone
2.
Penggaris
3.
Tanaman rambutan jenis lebak bulus
E.
Cara Kerja
1.
Siapkan alat dan bahan
2.
Cari tanaman berbiji yang memeiliki
kambium
3.
Lakukan pengambilan setiap 20-28 hari sekali
4.
Hitung panjang batang, batang tangkai,
dan jumlah daun
5.
Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Data Hasil Penelitian
Dari hasil pengamatan yang
peneliti lakukan peneliti mendapatkan data yang dibuat menjadi grafik sebagai
berikut :
Tanggal
|
4 Februari
|
24 Februari
|
13 Maret
|
3 April
|
Tinggi
tanaman
|
39cm
|
50 cm
|
72 cm
|
79 cm
|
Jumlah daun
|
25 lembar
|
35 lembar
|
38 lembar
|
45 lembar
|
Jumlah tangkai
|
6
|
9
|
9
|
11
|
(gambar
pertambahan tinggi dan jumlah daun tumbuhan rambutan)
Tanggal 4 Februari
|
24 Februari
|
13 Maret
|
3 April
|
|
|
|
|
Gambar A.1 tinggi 39 cm keadaan sesudah hujan saat malam
Gambar A.2 tinggi 50 cm tidak terkena hujan saat malam
Gambar A.3 tinggi 72 cm terkena sedikit cahaya matahari
Gambar A.4 tinggi 79 cm keadaannya cerah dan terkena
banyak sinar matahari
Tanggal 4
Februari
|
Tanggal 24
Februari
|
|
|
Tanggal 13
Maret
|
Tanggal 3
April
|
|
|
Gambar B.1 jumlah daun 25 lembar
Gambar B.2 jumlah daun 35 lembar (termasuk daun muda)
Gambar B.3 jumlah daun 38 lembar
Gambar B.4 jumlah daun 45 lembar
B.
Pembahasan
Dari
pengamatan yang dilakukan tumbuhan rambutan lebak bulus mengalami pertumbuhan yang cepat atau
lambat tergantung faktor eksternal, salah satunya yaitu kelembapan, suhu, dan
air.
Pada saat
tanggan 4 Februari tumbuhan rambutan lebak bulus mempunyai tinggi awal 39 cm,
mempunyai jumlah daun 25 cm, dan jumlah tangkai 6 dengan panjang yang
berbeda-beda. Saat itu tanaman yang sedang diteliti oleh peneliti memiliki
keadaan daun yang kebanyakan dimakan oleh hama (belalang/ulat) dengan umur daun
yang tua. Keadaan pada saat pengambilan data cenderung mendung dan tidak
terkena cahaya matahari secara langsung, dikarenakan tempat tumbuh tumbuhan
rambutan tertutupi oleh pohon mangga yang ukurannya lebih besar dari tanaman
rambutan yang diteliti oleh peneliti. pada saat itu, tanaman rambutan tertanam
pada tanah merah yang tercampur sedikit batu padas. Kira-kira Perbandingan
komponen tanahnya adalah bahan mineral 45%, batu 5%, air 25%, dan udara 25%.
Pada
tanggal 24 Februari tinggi tanaman rambutan lebak bulus yang semula 39 cm
bertambah 11 cm menjadi 50 cm. Jumlah daun yang awalnya 25 lembar bertambah 10
lembar yaitu menjadi 35 lembar termasuk daun yang muda ( baru tumbuh ). Batang
tanaman yang awalnya hanya 6 buah bertambah 3 buah menjadi 9 buah dalam keadaan
muda ( baru tumbuh ). Bertambahnya tinggti tanaman dipengaruhi oleh hormon giberelin.
Mendorong pertumbuhan tinggi
tanaman, mempengaruhi perpanjangan sel dan pembelahan sel.s erta pertumbuhan
pada akar daun dan bunga serta buah. Hormon giberelin diproduksi oleh meristem batang, meristem akar, daun muda dan embrio. Mulai
tanggal 4 Februari – 20 Februari tanaman rambutan mendapat 3 kali hujan. Pada
saat itu Indonesia terutama Ds. Tegalharjo, mengalami musim penghujan. Jadi
curah hujan lumayan tinggi pada saat itu. Ketika peneliti mengambil pendataan
pada tanggan 24 Februari pada jam 08.09 WIB, keadaan sekitar lingkungan
tumbuhnya tumbuhan rambutan mendung dan tanah cenderung becek dan masih terasa basah yang disinyalir
tadi malamnya telah terjadi hujan yang lumayan deras. Keadaan tumbuhan terlihat
hijau segar dan cukup air sehingga peneliti tidak menyiram atau memberi pupuk.
Namun, pada saat itu tumbuhan tidak terkena matahari secara langsung karena
tertutupi oleeh pohon mangga dan beberapa pohon lain yang ukuran dan tingginya
melebihi pohon rambutan lebak bulus yang sedang didata oleh peneliti.
Pada
tanggal 13 Maret 2016 tanaman rambutan lebak bulus yang semula tingginya 50 cm
bertambah 22 cm menjadi 72 cm. Jumlah daun yang sebelumnya 35 lembar menjadi 38
lembar dengan keadaan daun baru tumbuh dan masih berwarna hijau muda
keungu-unguan. Jumlah tangkai daun tetap, namun terjadi perubahan panjang yang
berbeda antara satu tangkai dan tangkai yang lainnya. Bertambahnya tinggi
tanaman yang sangat besar menunjukkan adanya hormon giberelin. Hormon Giberilin di temukan oleh Eiichi
Kurosawa pada tahun 1926. Giberilin merupakan suatu zat yang diperoleh dari
suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur
Gibberella fujikkuroi. Tanaman
padi yang terserang oleh jamur tersebut mengalami pertumbuhan yang abnormal. Pada
tanggal 24 Februari – 13 Maret terjadi curah hujan dan suhu yang sangat tidak
stabil antara curah hujan yang tinggi dengan yang sangat rendah. Begitu pula
pada suhu, antara suhu yag tinggi dengan suhu yang sangat rendah terjadi
ketidak stabilan. Sehingga membuat tanaman yang didata oleh peneliti pada
tanggal 13 Maret tercukupi jumlah air dan jumlah cahaya. Pengambilan data
dilakukan tanggal 13 Maret jam 16.13 WIB keadaan sekitar lingkungan tumbuhan
rambutan cerah dan terang.
Pada
tanggal 3 April 2016 tanaman rambutan lebak bulusyang semula tinggiya 72 cm
mengalami pertambahan tinggi menjadi 79 cm. Jumlah daun juga mengalami
pertambahan jumlah 7 lembar, dari 38 lembar menjadi 45 lembar. Hal ini
dipengaruhi oleh hormon auksin. Hormon auksin berfungsi untuk mendorong perpanjangan
batang, pertumbuhan akar, differensiasi sel dan percabangan, pertumbuahan buah,
dominasi epikal, fototropisme, geotropisme. Hormon
giberelin dihasilkan
pada embrio dalam biji, meristem batang dan daun daun muda. Ada beberapa janis
auksin, antara lain adalah auksin A dan auksin B. Sebenarnya auksin A itu
serupa dengan auksin B hanya berbeda pada kandungan airnya. Auksin A memeliki
kandungan air yang lebih banyak yaitu sekitar 1 mol air leih banyak dari
pada auksin B. Selain itu, ada zat yang disebut dengan heteroauksin yang
kemudian di ketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Semakin jauh dari ujung
tumbuhan konsentrasi auksin ini akan semakin menyusut.
C.
Uji Hipotesis
Pertumbuhan tanaman rambutan jenis lebak bulus sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Salah satunya yaitu curah hujan
yang ada di Ds. Tegalharjo 5/5 Trangkil Pati.
Ketika peneliti meneneliti Pertumbuhan dan Perkembangan
tumbuhan rambutan, curah hujan tidak menentu. Namun, karena waktu itu sedang
musim penghujan jadi rata-rata hujan didapatkan oleh tumbuhan rambutan yang
sedang diteliti oleh peneliti. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan
lebak bulus mendapatkan hasil yang signifikan, yaitu dengan bukti tinggi
tumbuhan, jumlah tangkai dan jumlah daun setiap dilakukan pendataan oleh
peneliti.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan
dan pembahasan peneliti menyimpulkan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman rambutan dimulai dari perkecambahan , lalu tumbuhnya akar,
batang, lalu daun.
Kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman rambutan dipengaruhi oleh factor eksternal
dan internal.
Perbandingan
tinggi tanaman akhir pengukuran pada setiap
sampel adalah :
20 hari
pertama : 20 hari kedua : 20 hari ketiga : 20 hari keempat
13 : 11 : 22 : 7
Tanggal
|
4 Februari
|
24 Februari
|
13 Maret
|
3 April
|
Tinggi
tanaman
|
39cm
|
50 cm
|
72 cm
|
79 cm
|
Jumlah daun
|
25 lembar
|
35 lembar
|
38 lembar
|
45 lembar
|
Jumlah tangkai
|
6
|
9
|
9
|
11
|
B.
Saran
Dengan adanya karya ilmiah ini
diharapkan diadakan kembali penelitian ulang untuk memperkuat hasil penelitian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan harus
lebih diperhatikan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Bimbie.com.
2016 . Pengertian, Fungsi, dan Peran Faktor Eksternal Sebagai Sumber Daya
0 comments:
Post a Comment